LAPORAN EVIDENCED
BASIC PRACTICE
KEPERAWATAN GERONTIK
1.
Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah jantung
dan kanker (Auryn,2007).Berdasarkan data WHO (2010) setiap tahunnya terdapat 15
juta orang di seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya di temukan jumlah kematian
sebanyak 5 juta orang dan 5 juta lainnya mengalami kecacatan permanen. Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur yang menunjukkan jumlah angka hipertensi
di Jawa Timur mencapai 275.000 jiwa yang memiliki factor risiko stroke.
Latihan range of motion (ROM) merupakan salah
satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk
mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Latihan ini adalah salah
satu bentuk intervensi fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan
regimen terapeutik bagi pasien dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat
permanen pada pasien paska perawatan di rumah sakit sehingga dapat menurunkan tingkat
ketergantungan pasien pada keluarga. Lewis (2007) mengemukakan bahwa sebaiknya latihan
pada pasien stroke dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi.
Semakin dini proses rehabilitasi dimulai maka kemungkinan pasien mengalami
deficit kemampuan akan semakin kecil (National Stroke Association,
2009). Oleh karena itu, untuk menilai latihan ROM aktif dan pasif dapat meningkatkan
mobilitas sendi sehingga mencegah terjadinya berbagai komplikasi.
2.
PICO
P : Stroke
I : Range
of Motion
C : -
O : KekuatanOtot
3.
Tinjauan Kasus
Klien dalam hal ini penerima manfaat di Rumah Pelayanan
Sosial Wening Wardoyo atas nama Tn.S akan bahwa tangan kanan klien bisa digerakkan
namun susah untuk dikontrol, sementara kaki kanannya tidak bisa diangkat, dan hanya
bisa diseret. Klien mengungkapkan keluhan tersebut terjadi sejak kurang lebih 2
tahun yang lalu setelah menderita stroke. Dengan kata lain klien saat ini mengalami
hemiparase dextra pasca stroke.
Dalam observasi nampak jelas bahwa keluhan tersebut berdampak
pada aktivitas keseharian klien. Ketika klien ingin berpindah dari suatu tempat,
klien nampak hanya menyeret badannya dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanan
klien nampak memiliki kekuatan otot maksimal dibanding kaki kannanya, namun rentang
gerak yang sangat terbatas ditambah dengan ketidak mampuan klien mengontrol tangan
kanannya sehingga klien jarang menggunakan tangan kanannya untuk beraktivitas.
Untuk menghadapi keluhan ini, klien mengaku tidak memiliki
terapi khusus untuk memulihkannya kembali seperti semula. Klien hanya menurut bahwa
yang dideritanyasekarangsusahuntukdisembuhkan.
Berdasarkan hal tersebut, penerapan latihan ROM (Range of Motion) diharapkan mampu membantu
memulihkan keluhan yang sedang diderita klien/penerima manfaat sehingga terhindar
dari kecacatan akibat pasca stroke dengan dasar jurnal penelitian.
4.
DasarPembanding
Ada beberapa cara untuk memulihkan kembali kordinasi
saraf dan otot menjadi normal, salah satunya adalah dengan fisioterapi. Namun cara
tersebut membutuhkan biaya yang cukup mahal. Tetapi dengan adanya terapi konvensional
seperti ROM yang telah dilakukan penelitian juga terbukti mampu mengembalikan fungsi
musculoskeletal pada ekstermitas pasca stroke menjadi pilihan lain yang tidak kalah
efektif.
5.
Implementasi
Implementasi
yang dilakukan selama 3 hal berdasarkan SOP berikut, setelah itu dilakukan pengukuran kekuatan otot.
Prosedur:
a.
Fase Orientasi
1)
Memberi salam
2)
Memperkenalkan diri.
3)
Menjelaskan tujuan
tindakan.
4)
Menjelaskan langkah
prosedur.
5)
Menanyakan kesiapan
klien.
b.
Fase Kerja
1)
Mencuci tangan.
2)
Memposisikan klien
dengan benar.
3)
Memberikan gerakan
ROM yaitu:
a)
Gerakan bahu
-
Fleksi dan Ekstensi.
-
Abduksi dan Adduksi.
-
Rotasibahu
internal eksternal.
b)
Gerakan siku
-
Fleksi dan Ekstensi.
-
Pronasi dan supinasi.
c)
Gerakan pergelangan
tangan
-
Fleksi dan Ekstensi.
-
Fleksi Radial
dan Ulna.
d)
Gerakan jari tangan
-
Fleksi dan Ekstensi.
-
Hiperekstensi.
-
Abduksi dan Adduksi.
-
Oposisi.
e)
Gerakan lutut
-
Fleksi dan Ekstensi.
f)
Gerakan kaki dan
sendi pergelangan kaki
-
Dorso fleksi
plantar fleksi.
-
Fleksi dan Ekstensi
jari kaki.
-
Inversi dan Eversijari
kaki.
4)
Mengukur denyut nadi.
5)
Merapikan pasien.
6)
Mencuci tangan.
c.
Fase Terminasi
Melakukan
evaluasi tindakan dan Menyampaikan rencana tindak lanjut.
6.
Hasil
Setelah
dilakukan tindakan ROM, dilakukan evaluasi pengukuran kekuatan otot dengan menggunakan
Manual Muscle Testingng (MMT) yang
terdiri dari 5 poin yaitu:
a)
0 : otot tidak dapat melakukan kontraksi.
b)
1 : terjadi kontraksi otot namun tidak ada
gerakan.
c)
2 : otot berkontraksi namun tidak bisa melawan
gravitasi.
d) 3 : otot berkontraksi dan mampu melawan gravitasi,
namun tidak mampu menahan tahanan.
e) 4 : otot berkontraksi dan mampu melawan gravitasi
serta mampu melawan tahanan minimal.
f) 5 : otot berkontraksi dan mampu melawan gravitasi
serta mampu melawan tahanan maksimal.
Berdasarkan
hasil evaluasi dengan MMT di dapatkan hasil :
Ø Kekuatan otot tangan kiri adalah 5.
Ø Kekuatan otot tangan kanan adalah 5.
Ø Kekuatan otot kaki kiri adalah 0 (karena penyakit
polio yang di derita ketika masih kecil).
Ø Kekuatan otot kaki kanan adalah 1.
Kesimpulan pada kasus ini
adalah belum ada perubahan yang signifikan setelah 3 hari implementasi latihan
ROM aktif dan pasif terhadap peningkatan kekuatan otot pada Tn.S. Namun dari segi
perasaan, menunjukkan bahwa klien nampak senang dengan latihanyang ada.
7.
Diskusi
Dalam kasus ini nampak jelas adanya perbedaan hasil terhadap
jurnal yang digunakan. Namun hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan. Kekurangan
dari implementasi ini adalah rentang waktu 3 hari yang digunakan, sehingga hasil
yang didapat pun tidak seperti yang diinginkan. Sementara jurnal yang ada menggunakan
rentang waktu 7 harilatihan ROM untuk mendapatkan pengaruh yang bermakna.
8.
Kesimpulan dan
Saran
a.
Kesimpulan
ROM merupakan sebuah latihan gerak yang mempengaruhi
kordinasi saraf, sendi, otot, dan tulang, yang penting untuk pemulihan dan menghindarkan
pasien post stroke dari kecacatan. Dibutuhkan latihan ROM yang rutindan terjadwal
bagi klien dengan post stroke hemiparesis maupun hemiplegia dalam rentang waktu
tidak hanya 3 hari, tetapi lebih dari 7 hari.
b.
Saran
Ø Untuk Mahasiswa Keperawatan dan Pemberi Manfaat
Setiap pemberian implementasi ROM, klien diberikan edukasi
yang mendukung agar klien termotivasi melakukan latihan ROM secara rutin.
No comments:
Post a Comment