Thursday, January 17, 2019

LAPORAN EVIDENCED BASIC PRACTICE (CONTOH)


LAPORAN EVIDENCED BASIC PRACTICE
KEPERAWATAN GERONTIK




1.      Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah jantung dan kanker (Auryn,2007).Berdasarkan data WHO (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya di temukan jumlah kematian sebanyak 5 juta orang dan 5 juta lainnya mengalami kecacatan permanen. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur yang menunjukkan jumlah angka hipertensi di Jawa Timur mencapai 275.000 jiwa yang memiliki factor risiko stroke.

Latihan range of motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen terapeutik bagi pasien dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen pada pasien paska perawatan di rumah sakit sehingga dapat menurunkan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga. Lewis (2007) mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada pasien stroke dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi. Semakin dini proses rehabilitasi dimulai maka kemungkinan pasien mengalami deficit kemampuan akan semakin kecil (National Stroke Association, 2009). Oleh karena itu, untuk menilai latihan ROM aktif dan pasif dapat meningkatkan mobilitas sendi sehingga mencegah terjadinya berbagai komplikasi.

2.      PICO
P    : Stroke
I     : Range of Motion
C   : -
O   : KekuatanOtot

3.      Tinjauan Kasus
Klien dalam hal ini penerima manfaat di Rumah Pelayanan Sosial Wening Wardoyo atas nama Tn.S akan bahwa tangan kanan klien bisa digerakkan namun susah untuk dikontrol, sementara kaki kanannya tidak bisa diangkat, dan hanya bisa diseret. Klien mengungkapkan keluhan tersebut terjadi sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu setelah menderita stroke. Dengan kata lain klien saat ini mengalami hemiparase dextra pasca stroke.

Dalam observasi nampak jelas bahwa keluhan tersebut berdampak pada aktivitas keseharian klien. Ketika klien ingin berpindah dari suatu tempat, klien nampak hanya menyeret badannya dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanan klien nampak memiliki kekuatan otot maksimal dibanding kaki kannanya, namun rentang gerak yang sangat terbatas ditambah dengan ketidak mampuan klien mengontrol tangan kanannya sehingga klien jarang menggunakan tangan kanannya untuk beraktivitas.

Untuk menghadapi keluhan ini, klien mengaku tidak memiliki terapi khusus untuk memulihkannya kembali seperti semula. Klien hanya menurut bahwa yang dideritanyasekarangsusahuntukdisembuhkan.

Berdasarkan hal tersebut, penerapan latihan ROM (Range of Motion) diharapkan mampu membantu memulihkan keluhan yang sedang diderita klien/penerima manfaat sehingga terhindar dari kecacatan akibat pasca stroke dengan dasar jurnal penelitian.

4.      DasarPembanding
Ada beberapa cara untuk memulihkan kembali kordinasi saraf dan otot menjadi normal, salah satunya adalah dengan fisioterapi. Namun cara tersebut membutuhkan biaya yang cukup mahal. Tetapi dengan adanya terapi konvensional seperti ROM yang telah dilakukan penelitian juga terbukti mampu mengembalikan fungsi musculoskeletal pada ekstermitas pasca stroke menjadi pilihan lain yang tidak kalah efektif.

5.      Implementasi
Implementasi yang dilakukan selama 3 hal berdasarkan SOP berikut,  setelah itu dilakukan pengukuran kekuatan otot.

Prosedur:
a.       Fase Orientasi
1)      Memberi salam
2)      Memperkenalkan diri.
3)      Menjelaskan tujuan tindakan.
4)      Menjelaskan langkah prosedur.
5)      Menanyakan kesiapan klien.

b.      Fase Kerja
1)      Mencuci tangan.
2)      Memposisikan klien dengan benar.
3)      Memberikan gerakan ROM yaitu:
a)      Gerakan bahu
-          Fleksi dan Ekstensi.
-          Abduksi dan Adduksi.
-          Rotasibahu internal eksternal.
b)      Gerakan siku
-          Fleksi dan Ekstensi.
-          Pronasi dan supinasi.
c)      Gerakan pergelangan tangan
-          Fleksi dan Ekstensi.
-          Fleksi Radial dan Ulna.
d)     Gerakan jari tangan
-          Fleksi dan Ekstensi.
-          Hiperekstensi.
-          Abduksi dan Adduksi.
-          Oposisi.
e)      Gerakan lutut
-          Fleksi dan Ekstensi.
f)       Gerakan kaki dan sendi pergelangan kaki
-          Dorso fleksi plantar fleksi.
-          Fleksi dan Ekstensi jari kaki.
-          Inversi dan Eversijari kaki.
4)      Mengukur denyut nadi.
5)      Merapikan pasien.
6)      Mencuci tangan.

c.       Fase Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan dan Menyampaikan rencana tindak lanjut.

6.      Hasil
Setelah dilakukan tindakan ROM, dilakukan evaluasi pengukuran kekuatan otot dengan menggunakan Manual Muscle Testingng (MMT) yang terdiri dari 5 poin yaitu:
a)      0         : otot tidak dapat melakukan kontraksi.
b)      1         : terjadi kontraksi otot namun tidak ada gerakan.
c)      2         : otot berkontraksi namun tidak bisa melawan gravitasi.
d)   3         : otot berkontraksi dan mampu melawan gravitasi, namun tidak mampu menahan tahanan.
e)   4         : otot berkontraksi dan mampu melawan gravitasi serta mampu melawan tahanan minimal.
f)    5         : otot berkontraksi dan mampu melawan gravitasi serta mampu melawan tahanan maksimal.

Berdasarkan hasil evaluasi dengan MMT di dapatkan hasil :
Ø  Kekuatan otot tangan kiri adalah 5.
Ø  Kekuatan otot tangan kanan adalah 5.
Ø  Kekuatan otot kaki kiri adalah 0 (karena penyakit polio yang di derita ketika masih kecil).
Ø  Kekuatan otot kaki kanan adalah 1.
Kesimpulan pada kasus ini adalah belum ada perubahan yang signifikan setelah 3 hari implementasi latihan ROM aktif dan pasif terhadap peningkatan kekuatan otot pada Tn.S. Namun dari segi perasaan, menunjukkan bahwa klien nampak senang dengan latihanyang ada.

7.      Diskusi
Dalam kasus ini nampak jelas adanya perbedaan hasil terhadap jurnal yang digunakan. Namun hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan. Kekurangan dari implementasi ini adalah rentang waktu 3 hari yang digunakan, sehingga hasil yang didapat pun tidak seperti yang diinginkan. Sementara jurnal yang ada menggunakan rentang waktu 7 harilatihan ROM untuk mendapatkan pengaruh yang bermakna.

8.      Kesimpulan dan Saran
         a.       Kesimpulan
ROM merupakan sebuah latihan gerak yang mempengaruhi kordinasi saraf, sendi, otot, dan tulang, yang penting untuk pemulihan dan menghindarkan pasien post stroke dari kecacatan. Dibutuhkan latihan ROM yang rutindan terjadwal bagi klien dengan post stroke hemiparesis maupun hemiplegia dalam rentang waktu tidak hanya 3 hari, tetapi lebih dari 7 hari.

         b.      Saran
Ø  Untuk Mahasiswa Keperawatan dan Pemberi Manfaat
Setiap pemberian implementasi ROM, klien diberikan edukasi yang mendukung agar klien termotivasi melakukan latihan ROM secara rutin.


No comments:

Post a Comment